Label

Job Creator, Konstruksi, Model, Kewirausahaan Sosial, Social Entrepreneurship

Konstruksi Model Kewirausahaan Sosial 

Diantara negara-negara yang ada, banyak ditemukan tantangan sosial yang masih perlu di perbaiki seperti masalah kemiskinan yang parah dan masih kurangnya akses khalayak ramai dalam hal perawatan kesehatan ataupun pendidikan. Dalam dunia global sekarang ini, kewirausahaan sosial mempunyai potensi dalam memberikan alternatif solusi sosial, yaitu dengan cara penerapan pendekatan kewirausahaan dan kekuatan inovasi sosial dalam rangka menghadapi tantangan sosial di hadapan kita.

Pada artikel ini kami mencoba untuk menyampaikan tinjauan literatur dari konsep kewirausahaan sosial, misalnya latar belakang sejarah, karakteristik, dan model bisnis yang efektif dilakukan bagi kewirausahaan sosial. 

Kewirausahaan sosial dilihat sebagai pengusaha sosial yang perlu dorongan untuk menciptakan nilai-nilai superior bagi masyarakat umum. Konsep ini sebenarnya sudah berkembang pada perguruan tinggi. Pengusaha sosial tidak sama dengan penguasaha dalam hal misi mereka. Peranan kewirausahaan sosia untuk masyarakat perlu di bahas dalam artikel ini dengan menfokuskan pada contoh individu atau organisasi di Indonesia yang sudah pernah sukses dalam menerapkan konsep ini pada aktivitas bisnis merereka. Penerapan konsep kewirausahaan sosial sangat berdampat terhadap pembangunan ekonomi.

Pendahuluan

Pengangguran merupakan suatu masalah dalam sebuah negara dan perlu di tangani. Masalah pengangguran ini juga tidak terlepas dari Negara Indonesia. Sehingga masalah penggangguran dan tenaga kerja menjadi persoalan yang perlu penanganan serius. Apalagi di lihat dari data yang disampaikan Bank Dunia, Kawasan Asia Timur mempunyai tantangan yang besar terkait dengan meluasnya pengangguran. Begitu juga Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data tentang kondisi tenaga kerja di Indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka atau di singkat dengan TPT pada bulan Februari 2015 lalu sebesar 5,81 persen meningkat jika dibandingkan TPT Febbruari 2014 mengalami kenaikan 5,7%. Data data tersebut, pada Februari 2015, penduduk bekerja masih di dominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 45,19%, sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 8,29%.

Dengan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia dipengaruhi juga oleh kualitas ketenagakerjaan di Indonesia yang masih memprihatinkan baik dipandang dari sisi kualifikasi maupun kompetensi.

Pembangunan Sumber Daya Manusia belum juga menunjukkan tanda-tanda keberhasilan yang menyenangkan. Indexs pembangunan sumber daya manusia (Human Development Index) yang di terbitkan oleh United Nations Development Programme Indonesia masih menempati urutan ke-110 dari 187 negara. Menurut catatan mereka, Indonesia masuk ke dalam kategori medium human development.

Dengan Angka penggaguran yang cukup besar itu tentunya bisa menimbulkan masalah sosial seperti kemiskinan. Jadi diperlukan beberapa solusi yang nyata dalam menekan permasalahan sosial yang muncul akibat terbatasnya lahan pekerjaan. Situasi yang dihadapi akan semakin rumit dengan kondisi persaingan global (Seperti pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA) yang menghadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh sebab itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu pengarahan dan dukungan untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun mampu dan siap untuk menjadi pencipta pekerjaan (job creator).

Salah satu cara dalam mengatasi masalah sosial yang muncul dewasa ini perlu menjadi perhatian serius bagi negara-negara yang masih dalam tahap berkembang tidak terkecuali dengan Indonesia. Maka perlu mengembangkan kewirausahaan sosial atau yang populer dengan sebutan social entrepreneurship.

Sebagai suatu bidang yang sudah lama berkembang, akan di temui sejumlah pandangan yang tidak singkron tentang pengertian social entrepreneurship dan apa yang dikatakan dengan social entrepreneurship. 

Pandangan atau pendapat yang ada cenderung menggambarkan sebuah jenis social entrepreneurship yang unggul beserta karakteristik peran dan kegiatannya.

Berdasarkan penemuan adanya berbagai macam wirausaha bisnis, sangat mungkin pula adanya jenis social entrepreneurship. Pada goresan ini akan ditelusuri berbagai macam rumusan tentang social entrepreneurship yang didefinisikan organisasi dan para ahli yang menggeluti bidang satu ini.

Rumusan Masalah

Berlandaskan pada latar belakang tersebut, untuk mengetahui peranan social entrepreneurship sebagai gagasan inovasi dalam menciptakan pembangunan ekonomi, maka di rumuskanlah permasalahan berikut ini :

1. Bagaimana model bisnis social entrepreneurship yang efektif?

2. Bagaimana perkembangan social entrepreneurship di Indonesia?

3. Bagaimana peran social entrepreneurship bagi pembangunan ekonomi suatu negara ?


Tujuan Pemaparan Tulisan

Artikel yang kami tuliskan ini bertujuan untuk memberikan telaah literatur menyangkut konsep dan praktik social entrepreneurship dalam masyarakat untuk menunjang pembangunan perekonomian negara, khususnya di negara Indonesia.

Adapun hal-hal yang akan dikupas dalam tulisan ini antara lain mengenai konsep social entrepreneurship, karakteristik seorang social entrepreneur, model bisnis dan aspek dari social entrepreneurship, serta contoh para pelaku social entrepreneurship di Indonesia serta peran social entrepreneurship bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

Konsep Social Entrepreneurship

Sebagaimana definisi tentang social entrepreneurship yang sudah banyak dikembangkan pada sejumlah bidang yang berbeda, mulai dari tidak menfokuskan keuntungan, untuk profit, sektor publik, dan kombinasinya. Menurut Pendiri Ashoka Foundation Bill Drayton selaku penggasa social entrepreneurship mengatakan ada dua hal kunci dalam social entrepreneurship. Pertama, terciptanya inovasi sosial yang mampu mengganti sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha (entrepreneurial), dan beretika di belakang gagasan inovatif tersebut.

Hulgard (2010) telah merangkum definisi social entrepreneurship secara lebih komprehensif yakni sebagai penciptaan nilai sosial yang diciptakan dengan cara melakukan kerjasama dengan orang lain atau organisasi masyarakat yang tercakup dalam sebuah inovasi sosial yang biasanya menyiratkan suatu kegiatan ekonomi.

Social entrepreneurship adalah sebuah istilah turunan dari entrepreneurship. Gabungan dari dua buah kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari social entrepreneurship ialah seseorang yang mengerti tentang permasalahan sosial dan memanfaatkan kemampuan entrepreneurship dalam hal melakukan perubahan sosial (social change), terutama mencakup bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healcare).

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Schumpeter dalam Sledzik (2013) yang mengungkap entrepreneurship adalah orang yang berani mendobrak sistem yang ada dengan menciptakan sistem yang baru. Jelas sudah bahwa social entrepreneur pun mempunyai kemampuan untuk berani melawan tantangan atau dalam pengertian lain adalah seseorang yang berani loncat dari zona kemapanan yang sudah ada. Berbeda dengan kewirausahaan bisnis, hasil yang ingin diperoleh social entrepreneurship bukan saja profit, melainkan juga dampak positif yang terjadi di dalam masyarakat.

Social entrepreneur adalah agen perubahan (change agent) yang mampu untuk melakukan cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial dan menjadi penemu berbagai macam peluang untuk melakukan perbaikan. (Santosa, 2007).

Seorang social entrepreneur selalu terlibat dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang secara kontinue bertindak tanpa memperhatikan berbagai tantangan atau keterbatasan yang dihadapinya dan memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang diperolehnya, kepada masyarakat.

Pengertian komprehensif diatas memberikan pemahaman bahwa social entrepreneurship terdiri dari empat element utama yaitu social value, civil society, innovation, and economic activity.

- Social Value. Ini merupakan elemen paling khas dari social entrepreneurship yaitu menciptakan manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

- Civil Society. Social entrepreneurship pada umumnya muncul dari inisiatif dan partisipasi masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial dengan cara-cara inovatif antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.

- Economic Activity. Social entrepreneurship yang sudah berhasil pada umumnya dengan menyeimbangkan antara aktivitas sosal dan aktivitas bisnis. Kegiatan bisnis/ekonomi dikembangkan untuk menjamin kemandirian dan berlanjutnya misi sosial organisasi.

Gairah terhadap sosial entrepreneurship meningkat sebab terjadinya pergeseran social entrepreneurship yang awalnya dianggap merupakan kegiatan "non-profit" (antara lain melalui kegiatan amal) menjadi kegiatan yang berorientasi pada bisnis (entrepreneurial private-sector business activities).

Selanjutnya Inovasi Sosial

Copyright © Kerja Cerdas. All rights reserved.